Subscribe Twitter FaceBook

Pages

Selasa, 10 Mei 2011

Imbas 100 Pertemuan


Kompas, Selasa, 10 Mei 2011 -- Ekonomi -- Halaman 17

KTT ASEAN

Imbas 100 Pertemuan

Sejak ditetapkan menjadi Ketua ASEAN periode tahun ini, Indonesia menjadi negara yang sibuk dengan berbagai perhelatan tingkat internasional. Khusus masalah ASEAN saja, tahun ini ada sekitar 100 pertemuan, yang digelar di beberapa kota di Indonesia. Jumlah tersebut belum termasuk kunjungan kepala negara atau kepala pemerintahan yang berkepentingan dengan ASEAN.

Dalam sambutannya di pertemuan bisnis ASEAN-Uni Eropa, Kamis (5/5), Sekretaris Jenderal ASEAN Surin Pitsuwan bahkan menyebut Indonesia sebagai negara yang penting dan beruntung pada tahun ini. Setidaknya ada 50 kepala negara atau kepala pemerintahan yang berkunjung ke Indonesia. "Mereka ingin melobi ASEAN karena Indonesia ketuanya, maka yang didatangi, ya, Indonesia," katanya.

Posisi sebagai Ketua ASEAN menempatkan Indonesia sebagai negara strategis. Kehadiran sejumlah orang penting ke Indonesia seharusnya bisa dimanfaatkan melobi kepentingan nasional, khususnya dalam bidang ekonomi. Misalnya saja kehadiran Perdana Menteri China Wen Jiabao, akhir April lalu. Kehadiran orang penting "Negeri Tirai Bambu" tersebut tak terlepas dari agenda-agenda ASEAN.

Momen itu seharusnya bisa dipakai untuk melobi kepentingan nasional, yakni ketimpangan perdagangan antara Indonesia dan China setelah pemberlakuan pasar bebas.

ASEAN memang menjadi kekuatan baru di Asia setelah bangkitnya China, Jepang, dan India. Dengan penduduk 600 juta (8,8 persen penduduk dunia), ASEAN jelas pasar potensial. Banyak yang berkepentingan.

Salah satunya adalah Uni Eropa. Mereka bertekad meningkatkan volume perdagangan dari 56 juta euro menjadi 80 juta euro per tahun. Kedatangan Komisioner Perdagangan Uni Eropa seharusnya juga dimanfaatkan untuk melobi kendala perdagangan sejumlah, yang selama ini sulit menembus Eropa. 

Posisi Indonesia di ASEAN menciptakan efek domino yang cukup signifikan. Setiap kegiatan yang digelar akan menciptakan perputaran uang, yang berdampak positif bagi para pelaku usaha. Untuk kegiatan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Ke-18 ASEAN di Jakarta dianggarkan Rp 30,2 miliar. Adapun KTT ke-19 di Bali pada Oktober nanti diperlukan Rp 62 miliar.

Dana tersebut belum termasuk honorarium panitia pelaksana sebesar Rp 1,688 miliar. Kegiatan-kegiatan tersebut pasti membutuhkan konsumsi, transportasi, penginapan, dan jasa lainnya. Angka itu baru tiga kegiatan. Jika ada 100 pertemuan, bayangkan nilai perputaran uangnya?

Imbas ekonomi lainnya adalah meningkatnya arus kunjungan wisawatan. Setelah acara selesai, delegasi anggota ASEAN biasanya menambah waktu tinggal di Indonesia untuk berlibur. Biasanya mereka mengajak keluarga atau kerabat di negaranya untuk datang ke Indonesia setelah urusan pekerjaan selesai. Selama berlibur tentunya ada devisa yang masuk, baik melalui suvenir, obyek wisata, dan jasa pendukung lainnya.

Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik sangat yakin, berbagai acara ASEAN di Indonesia tahun ini akan mendingkrak pariwisata. Tahun ini pihaknya menargetkan 7,7 wisatawan mancanegara dengan perolehan devisa sebesar 8,5 miliar dollar AS.

Begitu banyak peluang ekonomi yang tersedia selama Indonesia memegang posisi sebagai Ketua ASEAN. Persoalannya, apakah peluang itu bisa disasar dengan tepat atau tidak?
(ENY PRIHTIYANI)

0 komentar:

Posting Komentar